-Bu Suci -Bapak (Ayahnya
Bu Suci)
-Waskito -3 anak Bu Suci
-Suami Bu Suci -Uwak
-Murid-murid SD kota
Semarang
-Istri RT7
-Bu De Waskito -Kakek dan Nenek
Waskito
-Kepala Sekolah -Guru
Agama
3. Penokohan :
Ø Bu
Suci (protagonis)
: baik, lembut, penyayang, tanggung jawab, bijaksana, rajin,
penurut kepada orang tuanya, selalu megalah diantara saudara-saudaranya, sabar
dan tabah dalam menghadapi kehidupan, tidak pernah menuntut lebih kepada
suaminya, peduli kepada peserta didiknya,selalu meminta pendapat kepada orang
lain setiap akan mengambil keputusan.
Ø Waskito
(antagonis menjadi protaginis menjelang akhir cerita) , Nakal,
suka marah-marah tidak jelas, sering membolos, sering memukuli teman-temannya,
pendiam, selalu meluapkan perasaannya dengan kekerasan/ memberontak, sulit
bergaul dengan teman sekelasnya karena ia ditakuti teman-temannya karena
sikapnya yang keras, sebenarnya ia hanya minta untuk diperhatikan dan sedikit
bimbingan.
Ø Suami Bu
Suci (protagonis), pengertian, tanggung jawab, dan
perhatian.
Ø Bu De Waskito (protagonis),
baik, perhatian pada anak.
Ø Kepala
Sekolah (protagonis),
tegas, berwibawa.
Ø Bapak (Ayahnya Bu Suci),
tegas dalam mendidik anak.
Ø 3 Anak Bu Suci :
- Anak ke-1 perempuan => lembut, cepat mengerti
- Anak ke-2 laki-laki =>
diceritakan mengidap penyakit ayan
- Anak ke-3 perempuan => masih balita
Ø Uwak
: Sabar,
penuh kasih sayang.
Ø Istri RT
: Ramah
Ø Kakek dan Nenek Waskito :
Penyabar, ramah
Ø Guru Agama : Baik, mudah menyesuaikan diri
Ø Murid-murid SD Semarang : Patuh terhadap guru
4. Latar :
·
Tempat :
Rumah Bu Suci, Sekolah Dasar di Kota Semarang, di rumah RT, Rumah Sakit, Kota
Purwodadi, di sepanjang jalan dari rumah Bu Suci ke SD.
·
Waktu :
Pagi, siang, sore dan malam hari.
·
Suasana :
Sabar, prihatin, kesal, dan di akhir cerita semuanya merasa senang
5. Alur
:
ð Dilihat dari jalan
ceritanya, Novel berjudul Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini termasuk kedalam
alur campuran (dimana cerita dimulai dari masa dahulu – masa sekarang – kembali
ke masa dahulu – dan seterusnya).
ð Berdasarkan standart
kehidupan berceritanya, Novel ini termasuk alur tertutup, sebab jalan ceritanya
sudah ditentukan dengan jelas oleh pengarang dan tidak memberi kesempatan
kepada pembaca untuk menentukan bagaimana akhir cerita tersebut.
6. Sudut pandang :
Posisi atau letak pengarang dalam sebuah
cerita yang dikarang atau disampaikan. Novel Pertemuan Dua Hati ini termasuk ke
dalam sudut pandang orang pertama. Ini dapat dilihat dari cara pengarang
menggunakan penyebutan tokoh utama “aku” (sebagai aku-an) di dalam novel.
7. Amanat :
Hendaklah kita bersabar dan
tabah dalam menghadapi persoalan hidup dan jangan pernah menganggap remeh
seseorang dan memandang hanya dari sisi buruknya saja. Dan kepada orang tua
janganlah lupa akan memberikan pengajaran yang baik untuk anaknya.
8. Gaya Bahasa :
Bahasa Jika dilihat dari gaya berceritanya
(style of though), novel ini termasuk kategori gaya bahasa langsung. Pengarang
menceritakan sendiri semua peristiwa-peristiwa yang terjadi baik pada dirinya
sendiri maupun orang lain disekitarnya. Dalam novel ini juga banyak dipakai
kata yang merupakan kata-kata istimewa. Misalnya : sukar, konon, kelak,
sekonyong-konyong. Mengintruksikan tumpuhan, jeng (bu), dsb. Dalam novel ini juga
terdapat gaya bahasa yang bermacam-macam. Gaya bahasa yang dipakai dalam
kutipan itu berkisar antara gaya bahasa Hiperbola (misalnya : tercekik oleh
keharuan,…………..pastilah mulutku akan terloncat cerita peristiwa dikelas
kehadapan rekan-rekanku). Gaya bahasa Metonemia (misalnya: dalam kata “membuka
Hati”)
>Unsur-unsur
Ekstrinsik
1. Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Pengarang novel ini bernama
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29 Februari
1936; umur 74 tahun ) atau lebih dikenal dengan nama N.H. Dini adalah
sastrawan, novelis, dan feminis Indonesia. Setamat SMA bagian sastra (1936), mengikuti
Kursus Pramugari Daraat GIA Jakarta (1956), dan terakhir mengikuti Kursus B-I
Jurusan Sejarah (1957). Tahun 1957-1960 bekerja di GIA Kemayoran, Jakarta.
Setelah menikah dengan Yves Coffin, berturut-turut ia bermukim di Jepang,
Prancis, Amerika Serikat, dansejak 1980 menetap di Jakarta dan Semarang.
Karyanya : Dua Dunia (1965), hati yang Damai (1961), La Barka (1977), Namaku
Hiroko (1977), Keberangkatran (1977), Sebuah Lorong di Kotaku (1987), Padang
Ilalang di Belakang Rumah (1979), Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979), Sekayu
(1981), Amir Hamzah Pangeran dari seberang (1981), Kuncup Berseri (1982),
Tuileries (1982), Segi dan Garis (1983), dan Orang-orang Tran (1985).
Trejemahannya : sampar (karya Albert Camus, La Peste; 1985).
-
Sejarah hidup : N.H. Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah.
Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun
sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Konon ia masih berdarah Bugis, sehingga
jika keras kepalanya muncul, ibunya acap berujar, “Nah, darah Bugisnya
muncul". N.H. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD.
Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan
perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan
hati.
2. Nilai- nilai yang terkandung dalam novel
Nilai
moral (sikap, perilaku) Salah satunya terdapat pada halaman 32 alinia I “…kami
semua sepakat bahwa anak-anak tumbuh tidak hanya memerlukan makanan, mereka
juga membutuhkan kemesraan, menginginkan perhatian. Rasa cinta kepada mereka
yang diperlihatkan , menanamkan benih kekuatan tersendiri……….”
Nilai Sosial Hubungan antara guru dan murid
tidak terbatas hanya dengan menyampaikan pelajaran yang sudah ditetapkan sesuai
dengan kurikulum, melainkan lebih dari itu harus ada keterikatan batin dan rasa
kasih sayang seperti orang tuanya sendiri. Supaya mampu menciptakan
lulusan-lulusan yang bisa membawa diri sendiri serta mampu bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya.
Nilai
Religius Semua yang terjadi pada hidup ini karena kehendak Alloh SWT. Manusia
hanya bisa berusaha dan berdoa dan Alloh SWT yang menentukannya. Salah satunya
terdapat pada alinia ke-5 halaman 71. “Malamnya aku gelisah. Tidurku sangat
terganggu. Dugaanku bermacam-macam. Barangkali Waskito tidak masuk esok pagi!
Atau masuk, membawa pisau, atau golok, atau senjata lain yang lebih mengerikan
guna membalas dendam terhadapku. Dalam sujudku menghadap Tuhan sebelum dini
hari tiba, rasa kerendahan diriku semakin kutekan. Kami ini manusia sangat hina,
kecil dan tak berdaya jika Tuhan tidak menghendaki keunggulan kami!”
Sinopsis
B
|
U suci adalah seorang guru
di sebuah desa di Purwodadi. Ia adalah seorang guru yang bijak serta sangat
mencintai keluarganya. Namun, karena pekerjaan suaminya, bu Suci dan
keluarganya terpaksa pindah ke kota Semarang. Disana ia tinggal dengan suami
dan ketiga anaknya serta dengan uwaknya yang menjaga anak-anak bu Suci. Bu Suci
mempunyai seorang suami yang sangat pengertian terhadap keluarganya. Dia selalu
mendukung apa saja yang bu Suci lakukan selama yang dilakukannya itu benar. Ia
pun berniat untuk mencari pekerjaan sebagai guru kembali, karena ia sudah
sangat rindu dengan pekerjaannya itu. Hingga suatu saat ia mengantarkan anaknya
ke sekolah dan ia pun mendapat pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah dasar
dimana anakanya bersekolah.
Hari pertama mengajar
dilalui bu Suci dengan baik. Namun, ia mulai merasa ada suatu kejanggalan yang
terjadi pada kelas tersebut. Sebisa mungkin bu Suci tidak pernah mencampurkan
persoalan pribadi dengan persoalan di dalam pekerjaannya. Ia berusaha
profesional dengan bisa membagi waktu, agar anak-anaknya tidak pernah merasa
kehilangan sosok ibu dalam dirinya.
Hari-hari berikutnya
dilalui bu Suci dengan mulus pula, namun sekarang ia mulai mengerti apa yang
mengganjal didalam pikirannya. Seorang murid bernama Waskito ternyata telah
menarik perhatiannya. Setiap kali ditanya tentang murid tersebut, semua anak
seolah terdiam dan tidak ingin memberi jawaban pada bu Suci. Namun, akhirnya bu
Suci pun mendapatkan jawaban atas semua yang terjadi. Ternyata muridnya yang
bernama Waskito tersebut salah satu murid yang nakal, dan selalu membuat keonaran.
Semua murid yang ada dikelas segan pada dia, mereka takut jika bermasalah
dengannya. Menurut cerita yang ada, Waskito seringkali memukul dan menjahili
temannya yang ada di kelas, tanpa sebab apa pun atau mereka merasa tidak pernah
berbuat sesuatu yang membuat Waskito marah. Entah kenapa bu Suci merasa ada hal
yang perlu ia selesaikan dan ia ingin terlibat jauh pada masalah itu. Dorongan
hati yang kuat membuat bu Suci semakin ingin membantu Waskito menyelesaikan
masalahnya.
Sementara itu, anak kedua bu
Suci telah di vonis oleh dokter mengidap penyakit ayan, sehingga kesehatannya
perlu dijaga serta ia tidak boleh banyak beraktivitas. Semua cobaan seolah
tengah menghadang pada bu Suci. Disisi lain ia ingin sekali berada di kelas
serta mengetahui perkembangan muridnya yang nakal tersebut, namun disisi lain
ia harus bersusah payah mengantar anaknya ke rumah sakit untuk berobat.
Akhirnya bu Suci pun
mendatangi kediaman kakek dan Nenek Waskito untuk mendapatkan informasi yang
sebanyak mungkin. Ia pun mendapatkan informasi bahwasannya Waskito sebenarnya
merupakan anak yang baik, namun karena perilaku orang tuanya yang
memperlakukannya dengan tidak baik maka ia pun menjadi murid yang nakal.
Neneknya mengatakan bahwa ayahnya seringkali memukul Waskito tanpa alasan yang
jelas jika Waskito melakukan suatu kesalahan tanpa memberikan pengarahan yang
baik, yang seharusnya Waskito perbuat, sementara ibunya selalu memanjakannya
sehingga Waskito tidak pernah tahu mana yang baik dan buruk. Selama tinggal
bersama neneknya ia menjadi anak yang tahu aturan dan menjadi disiplin, namun
setelah orangtuanya memintanya kembali, maka ia kembali menjadi anak yang nakal
dan selalu menjahili teman-temannya.
Bu suci mencoba membantu
permasalahn yang dihadapi oleh Waskito. Seringkali ia memperhatikan semua
perilaku Waskito, dan ia perlahan mencoba mendekati Waskito. Ia meminta Waskito
untuk mengantar makanan pada anak keduanya yang sakit tersebut. Bu suci mencoba
menggambarkan pada Waskito bahwa ia masih beruntung diberi kesehatan sehingga
ia tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak berguna untuk hidupnya. Bu Suci
juga memberi kepercayaan pada Waskito untuk membuat sesuatu, hingga pekerjaan
yang dilakukan Waskito dan kelompoknya mendapat penghargaan dari
teman-temannya. Waskito dibuat ada keberadaannya oleh bu Suci. Selama ini semua
murid yang ada di kelas menganggap Waskito hanya sebagai biang onar dan
keributan sehingga keberadaanyya tidak diinginkan dan dibutuhkan. Namun,
sekarang bu Suci mencoba membuat semua hal tersebut musnah.
Kini Waskito tinggal
bersama bibinya, sehingga sedikit demi sedikit ia mulai mendapatkan pelajaran
tentang sebuah kasih sayang. Terutama dari keluarga bibinya, yang selalu rukun
meskipun keadaan ekonomi mereka sulit. Bahkan mereka kadangkali harus berbagi makanan.
Namun Waskito senang tinggal di sana. Lantaran di sana ia mendapat pengajaran
tentang sopan santun dan kasih sayang. Ibu Suci merasa lega dengan semua
perubahan yang mulai Waskito tunjukkan.
Namun suatu hari ia
kembali mengamuk lantaran ada seorang yang menghina tanaman yang ia tanam,
padahal maksud temannya tersebut hanya sekedar gurauan belaka. Waskito sampai
membawa Cutter yang di acuhkan keudara, namun dengan berani bu Suci merampas
Cutter tersebut dari tangan tersebut saat Waskito lengah. Tanpa memikirkan
sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Entah kenapa ia yakin bahwa Wasktito
tidak akan sanggup untuk menggunakan senjata tajam tersebut. Semua guru di
sekloah tersebut sepakat untuk mengeluarkan Waskito dari sekolah karena sikap
Waskito sudah keterlaluan. Namun bu Suci dengan segenap hati meminta agar
diberi waktu untuk membimbing Waskito, jika ia gagal jabatannya sebagai guru
rela jika harus di cabut. Ia pun menekankan kepada Waskito bahwa Bu Suci
percaya bahwa Waskito akan merubah sikapnya karena selain ia yang harus pindah,
jabatan bu Suci sebagai guru juga dipertaruhkan untuknya.
Sejak saat itu bu Suci dan
Waskito semakin dekat dan akhirnya sedikit demi sedikit Waskito mau berbagi
cerita dan mau untuk mnerima nasihat bu Suci. Akhir semester Waskito naik kelas
dan keluarganya sangat berterimakasih karena mereka tidak menyangka bahwa
Waskito dapat merubah sikapnya dan dapat pula naik kelas. Waskito dan keluarga
bu Suci pun berlibur ke desa mereka di Purwodadi sesuai dengan janjinya kepada
Waskito. Sejak bertemu dengan Waskito bu Suci merasa hatinya telah dipertemukan
dengan hati Waskito dan sejak saat itu pula keprofesionalisme yang bu Suci
gunakan dalam memisahkan urusan pekerjaan dan rumah tangga tak beralu lagi
semenjak kedatangan Waskito.
2.JANGAN UCAPKAN CINTA
Novel ini menceritakan
tentang percintaan dan kebencian, seseorang yang begitu mencintai hingga
berubah menjadi dendam / sebuah kebencian.
Niken Ardini adalah
perempuan yang berasal dari keluarga biasa saja, ayahnya hanya seorang pedagang
kecil di pinggiran kota tegal, Niken anak ke 2 dari 3 bersaudara. Kakak
laki-lakinya meninggal ketika berumur tujuh tahun karena sakit dan adiknya
meninggal juga ketika berumur tiga minggu, sedangkan ibunya harus kehilanggan
rahimnya akibat pendarahan setelah melahirkan karena tidak di tangani dengan
baik oleh tenaga medis.
Semenjak kejadian semua itu
Niken bertekat untuk menjadi seorang dokter, tetapi kesulitan ekonomi telah
menghambat cita-citanya. Dia hanya bias menjadi seorang perawat di sebuah
klinik dokter Eko Prasetio.
Dokter Eko mempunyai kakak
yang bernama Aldi, dia berbeda sekali dengan adiknya, Aldi berbadan tinggi,
tegap dan gagah sedangkan Dokter Eko badanya kurus dan berkacamata tebal. Niken
bertemu dengan Aldi di tempat kerjanya, semenjak ketemu pada pandangan pertama
Niken langsung jatuh cinta pada Aldi. Akan tetapi Niken sadar bahwa dia sudah mempunyai
tunangan yang bernama Bambang.
Hari demi hari Aldi selalu
bertemu dengan Niken dan menggodanya, akhirnya Niken memutuskan petunangannya
dengan Bambang dan memilih menikah bersama dengan Aldi. Walau pun sudah menikah
Aldi masih sangat mencintai pacarnya semenjak SMA yang bernama Indah Juwita
Purnama yang sangat cantik.
Sedangkan Indah sudah
memilih menikah bersama dengan Roni seorang Sutradara yang membuatnya menjadi
artis dan namanya terkenal dimana-mana.
Pertemuan Aldi dan Indah
membuat perasaan mereka kembali lagi, Aldi sangat mencintai Indah dan mengajak
Indah untuk bersamanya tetapi Indah tidak mau, Indah lebih memilih Roni dan
kariernya sebagai seorang artis.
Aldi sangat terobsesi
sekali dengan Indah sampai merubah bentuk tubuh istrinya yang kurus menjadi
berisi dan bagus, tatanan rambut dan segi berpakaian juga, tetapi Niken tidak
mengeluh dan menurut saja karena sangat mencintai suaminya sehingga rela
diapapun juga.
Setelah hampir setahun
menikah, Aldi bertemu lagi dengan Indah, akhirnya Aldi meninggalkan Niken yang
sedang mengandung anaknya dan lebih memilih pergi jauh bersama dengan Indah.
Bertahun-tahun sudah Aldi
meninggalkan Niken, dan sejak itu kesengsaraan selalu datang di kehidupannya.
Niken hidup seorang diri untuk menghidupi anaknya yang sedang sakit, karena
sangat miskin dan menderita sampai akhirnya anaknya meninggal karena sakit
keras yang tidak bisa diobati.
Semenjak anaknya meninggal
kehidupan Niken semakin hancur dan sengsara hingga menjadi depresi, dan
akhirnya masuk rumah sakit jiwa yang secara tidak sengaja ditangani oleh Dokter
Eko adik iparnya sendiri.
Eko yang dari dulu sangat
mencintai Niken tetapi tidak menyatakannya dia selalu menemani Niken dan
akhirnya merubah karakter kepribadian Niken yang dulu lugu dan memelas menjadi
wanita yang tegar dan sadis hamper tidak memiliki lagi hati.
Demi merubah setatus
sosialnya akhirnya Niken memilih menikah dengan Dokter Eko adik iparnya sendiri
dan membuka lembaran barunya menjadi pengusaha kaya yang terkenal sangat keras
dan bengis.
Seiring waktu berlalu usaha
Niken semakin maju dan menjadi semakin besar, tetapi Niken masih menyimpan
dendam pada Aldi dan Indah yang telah membuatnya menderita.
Suatu hari Niken bertemu
dengan Aldi dan Indah, semenjak itu Niken mempunyai rencana untuk membalas
dendam atas perlakuan mereka dengan membuat Indah menderita dan menjadi gila,
begitupun juga kepada Aldi, Niken melakukan hal yang sama dengan membuat
bangkrut perusahaannya.
Karena Niken masih sangat
mencintai Aldi akhirnya mereka bersama lagi dan diketahui oleh Dokter Eko,
karena perselingkuhan itu Dokter Eko sangat marah dan akhirnya Dokter Eko
berencana untuk membunuh Niken.
Rencana pembunuhan itupun
terlaksana tapi Dokter Eko salah sasaran sehingga yang terbunuh adalah Indah
yang mempunyai kesamaan bentuk tubuh dengan Niken. Dan akhirnya Dokter Eko
masuk penjara dan menjadi depresi karena terobsesi untuk membunuh Niken.
Aldi dan Niken kembali
bersama dan memulai lembaran baru lagi bersama dengan anak Aldi dan Indah yang
bernama Bram. Wajahnya sangat mirip dengan anak Niken yang telah meninggal.
>Unsur
Intrinsik
1.Tema
:
Dalam novel “Jangan Ucapkan
Cinta “ ini bertema CINTA DAN DENDAM yang menceritakan tentang percintaan yang
isinya seorang wanita yang di kecewakan oleh suami yang menghiyanatinya.
2. Amanat
:
• Kesetiaan hasus merupakan
suatu pondasi pada setiap hubungan.
• Janganlah membalas dendam
karena perbuatan yang sangat tidak baik.
3. Alur :
Novel ini menggunakan alur
maju dalam ceritanya.
4. Tokoh :
o Niken Ardini
Niken mempunyai dua karakter yang pertama
dia orangnya baik, lugu, cerdas, gesit dalam bekerja, dan baik hati. Yang kedua
setelah kejadian yang menimpanya sifatnya berubah menjadi sadis, kasar, tegas,
sombong, dan angkuh.
o Aldi prasetio
Aldi dia orangnya playboy, ganteng, gagah,
tinggi, dan suka menggoda wanita.
o Eko prasetio : Eko dia orangnya pendiam,
baik, sopan, dan misterius
o Bambang pranoto
Bambang dia adalah seorang produser sebush
film yang sangat ternama sekaligus suami Indah juwita sifatnya keras, sadis,
tetapi baik loh.
o Indah juwita purnama
Indah seorang artis yang sedang naik daun,
diasangat canti dan menarik, wanita yang sangat di cintai oleh Aldi tetapi dia
isteri dari bambang
o Dimas :Adalah anak Niken dan Aldi semasa
hidupnya dia tak pernah melihat wajah ayahnya
o Roni jamal : Adalah seorang produser
sekaligus menjadi suami Indah.
o Tuti: bekeja di perusahaan Niken
o Bram : Anak dari Indah dan Aldi
5. Sudut Pandang :
Novel ini menggunakan nama
seseorang sehingga sudut pandangnya menggunakan orang ke 3.
6. Gaya bahasa :
Dalam penulisannya novel ini
menggunakan gaya bahasa yang biasa saja dan sederhana.
7. Latar :
Latar pada novel “ Jangan
Ucapkan Cinta “ada pada beberapa tempat yaitu pada rumah, klimik, rumah sakit,
kolam renang, hotel, halaman rumah, perusahaan(kantor), dan Country Durham
(hutan) Inggris.
3.Pada Sebuah Kapal
Novel ini menceritakan tentang keadaan
sebuah rumah tangga yangberada di ambang perceraian. Perselingkuhan yang
dilakukan istri,komunikasi yang macet, adalah penyebab persoalan itu.
Denganketeguhan hati dan keangkuhannya, sang suami berupayamempertahankan rumah
tangga mereka meski ia selalu diberondong olehtuntutan cerai istrinya.
Sementara istrinya terus meneruskanperselingkuhannya dengan lelaki yang juga
sedang menghadapi persoalanyang sama: tidak bahagia dalam rumah tangganya.Sri
adalah seorang gadis yang lincah, aktif, dan ramah. Ia seorang penariyang
bekerja sebagai penyiar di Radio Republik Indonesia (RRI) di daerahSemarang.
Kemudian ia melamar menjadi seorang pramugari. Sejauh iniperjalanannya
mengikuti seleksi berjalan lancar hingga ia harus menjalaniseleksi lanjut di
Jakarta. Namun sayang, proses seleksi yang diikutinyaharus terhenti karena ia
tidak lolos ketika menjalani tes kesehatan. Betapakecewa hatinya.Secara
kebetulan, Sri mendapat tawaran menjadi seorang wartawan disebuah majalah,
tetapi ditolaknya tawaran itu karena ia lebih tertarikmenjadi penyiar RRI di
Jakarta. Di sela-sela menjadi penyiar itulah Srimasih meneruskan kegemarannya
menari. Berbagai undangan menari iahadiri, bahkan pernah pula ia diundang
menari ke istana Negara. Tujuhbulan ia menjadi penyiar di Jakarta tepat saat
itu ibunya yang tinggal diSemarang meninggal dunia.Berbekal keramahan dan
kelincahannya, Sri banyak menarik perhatianpemuda-pemuda di Jakarta. Di antara
sekian banyak pemuda yangmenyatakan cinta, Sri hanya menjatuhkan pilihan pada
seorang pemudabernama Saputro. Saputro adalah seorang pilot. Hubungan kasih
merekatampaknya sangat serius dan mereka merencanakan untuk segera
menikah. Namun apa mau dikata, Saputro
dikabarkan mengalamikecelakaan pesawat ketika terbang.Begitulah kegagalan
membangun rumah tangga bersama Saputramembawa Sri pergi ke Yogyakarta. Lelaki
berikutnya yang mencobamendekatinya antara lain: Yus – seorang pelukis, Carl –
orang asing yangbertugas mendampingi mahasiswa. Namun kedua orang itu tidak
dapatmembuat Sri melupakan bayangan Saputro.Adalah seorang diplomat Perancis
bernama Charles Vincent. Lelaki inilahyang kemudian dapat mencairkan kebekuan
hati Sri. Sikapnya yanglembut, perhatian membuat Sri secara serius menjalin
hubungan denganlelaki itu. Meski keluarga Sri tidak sepakat, Sri tetap menikah
denganVincent.Apa yang dinasihatkan keluarganya ternyata benar-benar terjadi.
Setelahmenikah sikap Vincent berubah. Ia bukan lagi seorang lelaki yang
lembutdan berperhatian, tetapi berubah menjadi lelaki yang egois, kasar,
dantidak mau mengalah. Pernikahan Sri dengan Vincent sangat tidak
bahagia.Pertengkaran hampir setiap hari terjadi. Pertengkaran itu berlanjut
terushingga kelahiran anak pertama mereka.Anggapan Sri akan lebih baik rumah
tangganya setelah anak pertamamereka lahir ternyata salah. Pertengkaran tetap
terus terjadi.Ketidakcocokan ini sangat tampak ketika mereka mengadakan
perjalananke Perancis. Vincent mendapat cuti, maka mereka berkeinginan pulang
kePerancis. Apa yang terjadi? Perjalan ke Perancis suami istri ini
dilakukandengan sangat aneh. Sang suami dan anaknya pergi ke Perancis
dengannaik pesawat, sementara Sri, sang istri melakukan perjalanan dengankapal
laut.Perjalanan dengan kapal inilah awal terjadinya perselingkuhan
yangdilakukan Sri. Di atas kapal itu Sri berkenalan dengan seorang
pelautbernama Michel Dubanton. Michel adalah lelaki Perancis. Karena perjalanan
dengan kapal menuju Perancis cukup memakan waktu, makasharinglah dua orang –
lelaki dan wanita ini untuk mengusir kejenuhan. Srimenceritakan perkawinannya
dengan Vincent yang tidak bahagia,sementara Michel juga menceritakan kehidupan
rumah tangganyabersama Nicole yang selalu diliputi rasa cemburu berlebihan. Dua
orangyang mengalami persoalan rumah tangga, bertemu pada sebuah kapaldalam
perjalanan menuju Perancis yang membutuhkan waktu cukup lama,itulah awal
munculnya perselingkuhan.Michel, seorang pelaut yang telah berumah tangga
dengan Nicole tetapitidak merasa bahagia karena istrinya sangat pencemburu,
sehingga iatidak boleh bergaul dan dekat-dekat dengan wanita lain. Sebelum
menjadipelaut, Michel adalah seorang tentara yang pernah pergi berperang di
Jerman. Perjumpaan dengan Sri yang masih cukup menarik, ramah, danterbuka
membuat Michel merasa menemukan wanita yang selama ini iarindukan. Sementara
dari pihak Sri, Michel adalah sosok lelaki yangromantis, lembut, dan sangat
perhatian sebagaimana ia idamkan selamaini. Sri jatuh cinta pada Michel, pun
Michel jatuh hati pada Sri. Di ataskapal itu, perbuatan layaknya suami istri
mereka lakukan berkali-kalitanpa ada rasa bersalah diantara keduanya.Sesampai
di Perancis, Sri yang telah menemukan sosok Michel lelaki yangsangat
diidam-idamkan, selalu membandingkan suaminya, Vincent denganMichel. Segeralah
ia dengan gampang membuat perbedaan yang sangatmenyolok diantara keduanya.
Secara diam-diam, Sri dan Michel tetapmenjalin hubungan secara
sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka punberlanjut saat Vincent ditugaskan ke
Jepang.Kehidupan rumah tangga Sri di Jepang tidak kunjung membaik hingaakhirnya
Sri mengajukan cerai pada Vincent. Namun gugatan Sri ini tidakditanggapi oleh
suaminya. Akibatnya, perselingkuanan Sri dengan Michelsemakin menjadi-jadi.
Bahkan Michel memohon kepada atasannya untuk dipindah tugaskan ke Jepang agar
ia bisa selalu dekat dengan Sri.Selesai bertugas di Jepang, Vincent kembali
bertugas ke Perancis. Michelpun meminta pada atasanyya agar membatalkan
tugasnya di Yokohamadan diganti dengan tugas sebagai pelaut di daerah pelayaran
Perancis.Begitulah perjumpaan dan perselingkuhan antara Sri dengan
Michelsemakin menjadi-jadi
>Unsur Intrinsik Novel
1.Tema :
perasaan seorang perempuan
(Sri) di dalam kesehariannya diantarakeluarga, hubungannya dengan dunia luar,
speperti dengan teman-temannya, dan juga kisah percintaan yang dialaminya. Bisa
dijebut jugaroman/romansa.
2. Tokoh & Watak:
Sri :
perempuan yang tangguh (”Aku
akhirnya berkatabahwa aku yang akan kawin. Aku sanggup menerimasegala akibatnya
seorang diri.”), lincah, aktif, ramah,berani dan keras kepala.
Saputro :
Baik hatiCharles Vincent :
Awalnya;lembut, perhatian, namun aslinya;egois,kasar, dan tidak mau mengalah.Michel
Dubanton : Romantis, lembut, dan sangat perhatianAlur
3.Cerita :
Cerita dalam novel ini
menggunakan alur maju.
4.Latar/Setting :
Latar pada novel ini berganti
serining beralurnya cerita. Sri berkunjung keSemarang. Jakarta, Perancis, Jepang,
dan beberapa kota lainnya.Walaupun demikian, hampir setengah bagian dari buku
ini menjelaskantentang keseharian Sri di kapal.
5.Sudut Pandang :
Novel ini terbagi menjadi dua
bagian. Bagan pertama bertajuk: PENARI,bersudut pandang orang pertama (akuan)
sertaan tokoh SRI, sedangbagian kedua berjudul PELAUT, tetap menggunakan sudut
pandang akuansertaan tetapi tokoh yang bercerita adalah MICHEL.Sudut pandang
yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandangpertama. Narator di dalam
cerita ini adalah Sri, sebagai tokoh utama.
6.Gaya Bahasa :
Gaya bahasa yang digunakan
penulis untuk menulis cerita ini sebenarnyabukanlah bahasa yang rumit. Penulisa
menggunakan kata-kata danstruktur kalimat yang meruapakan dialog sehari-hari
7.Amanat
:
Amanat yang saya dapatkan
dari cerit aini adalah bahwa belum tentu kitamengenal orang yang kita kenal,
dalam artian bahwa tidak ada bataswaktu yang ditentukan untuk mengetahui
seluruh seluk-beluk karakterorang.
Comments
Post a Comment